Kisah dari.....


Kisah dari Sepucuk Surat Merah


Tersaruk maruk surat merah merangkak menjauh
Bergilir angin menyentuh, mendorong, menghempas.

Ia diam, seakan pasrah.
Biarlah pergi jauh, toh apa guna jika saja si empunya bahkan hendak membakarnya?
Biarlah pergi jauh, laksana si empunya yang tlah di antah berantah.

Dan jikapun waktu tlah berlalu, wahai surat merah,
Hendaklah sejenak temani si empunya meratap hari,
Mendaki beribu pertanyaan akan bagaimana ia berpijak,
Hendaklah kembali, meski raga terkoyak dahan, terkoyak bebatuan.

Kembalilah,
Kembali bagi alamat kau tercantum,
Kembali pada si empunya, percayalah sejauh apapun kau terbang,
Sejauh apapun ia ingin menjauhkanmu,
Sadarilah kau kenang yang paling ia gengam erat.

Komentar

Postingan Populer