Hanya Kata
Langit temaram, tapi ada cahaya di atas sana
Kau tau? Kau bagai cahaya itu.
Jauh, sangat. Tapi kau terlihat
Dan aku? Aku seperti jangkrik, yang
berbunyi menembus kesunyian.
Aku dekat, dan kau acuhkan
Bagimu aku hama, bagiku kau cahaya
Angkasa terbentang luas, dan kau
menembus kesana
Kau takkan menemukan apapun
Sejauh kau terbang, itu sia sia saja
Kau akan tau nanti.
Lentera disudut ruang ini, meremang.
Aku gusar, bagaimana nanti aku dapat melihatmu lagi?
Dan pula,
Suara jangkrik itu.
Aku semakin gusar.
Bukankah malam sekali larut?
Bukankah aku telah terbiasa dengan kesunyian?
Begitupun dengan rasa sesak akan gelap ini.
Kau memaksaku bicara, lalu kau diam
Seakan kau mengerti aku.
Lalu, kau pergi
Bersama cahaya itu.
Emosi ini meluap, bukan karna sesak
Tapi,
Karna kau paksa.
Kau tau?
Saat aku berada di atas daun itu
Harapku bisa menggapaimu
Tapi, tanganmu bahkan tak terulur untukku.
Matahari telah terlewat jauh
Bagaimana dengan sepi ini?
Kau ramaikan, lalu kau senyapkan
Bagaimana dengan gelap ini?
Kau tawarkan lentera, lalu kau bakar semua
Bagaimana dengan bunga ini?
Kau suburkan, lalu kau injak habis.
Ini bukan lelucon
Apalagi drama.
Aku merasa kau dekat,
Sampai aku sadar itu hanya jemu.
Hama lain mendekat,
Dan berkata, " kau akan jatuh jika terus menatap langit!"
Aku hanya takut, arahku hilang
Lalu tersesat.
Sekarang aku disini,
Disudut ruang
Dan seekor jangkrik di balik dinding ini.
Kami terus menunggu, sampai cahaya itu datang
Membawa kami bersamanya.
~Ash
Anying merinding bacanya, sampe ke ulu hati😢
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTembus ke ulu hati neng? Berhasil dong saya? Haha jan baper yap
BalasHapus