Senja

Senja menjelang

Kembali di sudut ruang

Termenung menatap semburat merah yang terpedar.


Coba katakan!

Apa yang kau rasakan?

Biar aku rasakan pula.


Aku bersumpah,

Matamu menyejukan hati

Hati rasa meleleh dibuatnya.


Dan percayalah,

Tak pernah dengan sengaja hati ini berpaling

Kau satu satunya,

Dan kau harus kembali percaya.


Kau boleh umbar senyum,

Tapi jangan hatimu.

Aku buat kau percaya,

Kenapa kau tidak?


Ini bukan hanya omong kosong

Lihatlah senja itu!

Bukankah ia tak pernah berpaling?

Apalagi berdusta.


Diriku memang bukan senja,

Senja itu terlampau indah

Dan aku takkan sanggup seperi itu.


Lihatlah aku!

Bukankah aku tampak biasa?

Lalu, lihatlah cermin itu!

Hey! Mengapa kau se mempesona itu?


Coba kau tatap kembali senja itu,

Lihatlah awan hitam itu mulai menutupinya

Kau lihat?

Senja itu terbenam oleh awan.

Dan aku kecewa karnanya.


Tapi bukankah Tuhan Maha Adil  atas semuanya?

Hujan itu buktinya.


Coba kau disini,

Mendengar alunan hujan dari ruang ini,

Mengasyikan tentunya, dan aku serius untuk itu.

Lalu, aku mendengar suara itu

Kau tertawa, dan aku meringis.


Aku pernah menjadi alasan tawa itu

Pernah pula menghancurkannya.

Maukah kau dengar sesuatu?

Jangan, kau hapus tawa itu lagi

Kau membuatku takut.


Tetap pertahankan.

Walau aku yang harus melangkah mundur

Jangan berhenti,

Biarlah aku yang berhenti.

Jika kau kecewa padaku, katakan

Dan buatlah sesuatu yang kau inginkan


Ingin ku cuma satu,

Membuatmu bangga karnaku.

Dan hanya itu,

Yang membuatku tetap disini

Menopang langkah getar ini.




~Ash

Komentar

Postingan Populer