Aku Pada Duniamu.

Aku pada duniamu,


Boleh tidak aku menumpang sebentar?

Menumpang duduk, menumpang melamun dan sedikit bercerita? 


Mungkin, aku bisa menceritakan pukul berapa para petani lewat di depan rumahku. Mungkin sih, mau menanam padi. Atau udah saatnya panen ya? 


Aku lupa. Soalnya hari cepet banget lalunya. Terakhir aku ingat, aku masih jadi anak kecil yang suka diikat banyak. Aku punya banyak koleksi jepit rambut loh dulu. 


Ah, kalo diliat di cermin si sekarang aku udah cukup tua. Cukup tua untuk terus mengkhawatirkan dunia. 


Duniaku. Oh atau duniamu juga? 


Aku pada duniamu,

Aku harap kita bisa bersanding di sore yang cerah dengan dua gelas berisi teh hangat. Aku melarangmu terlalu banyak minum kopi, kan? 

Dan pasti kamu juga akan balik melarang, "kebanyakan minum teh juga nggak baik"


Haha. Oke, kita seri. 


Aku pada duniamu,


Aku harap semua berjalan baik. Kamu, aku, mereka, semua pokoknya. Aku masih suka anggukan basa-basi disertai senyum lebar orang-orang.


Biar ada alasan untuk aku senyum juga kan? Katamu aku harus perbanyak senyum, kan?


Dan aku pada duniamu, 


Terimakasih ya. Sudah mau menampung aku, meminjami kuasmu. Dan rela aku isi kanvasmu, walau sedikit tidak jelas tapi cukup tidak mengisi duniamu? 


Aku harap iya. 


Nanti, kita cerita lagi ya? Jika semesta ikut meng-aamiin-kan dan Sang Pemilik Semesta meng-iya-kan. 




Pukul 01:16 di Loteng.


Ais.

Komentar

Postingan Populer