08:00 am.

 Sabtu kemarin, aku libur. Aku lupa pukul berapa, seingatku kamu bilang sekitar pukul 8 kurang di jam-mu. Kamu dengan semua ketengilanmu, biasa ledekin ini itu. Katamu, "jangan kangen awas kangen aku smackdown"


"kaya beraniiii aja"


Gak lama ada telpon masuk darimu. Kan, si anak kecil yang tengil dan gengsian. 


Kamu masih terus dengan semua ketengilanmu.


"tuhkann yang ada yang kangen sampe telpon"


"aku males chat aja, kan lebih suka ngobrol langsung"


"iyain aja dehh"


"kamu nih hih ngeselin banget" aku nggak bisa denger jelas setelah itu intinya kamu bilang, "aku apain asal gak nyentuh aja belum mukhrim"


"tadi katanya mau smackdown!! Kan gabole nyentuh huuu"


"Bisalah! Pake boneka aku tusuk tusuk! "


"Santet dongggg!!" dasar kamu. 


Kamu lanjut ketawa, akupun. 


Setelah itu kita ngobrol masalah jadwal masak di kostmu. Katamu, hari rabu hari yang suram karna itu jadwal kamu masak haha. 


"Iya suram juga buat temen-temenmu harus makan masakamu haha"


"Hina terus!! Lagian namanya laper pasti mah dimakan aja"


Kita ketawa lagi. 


Tiba-tiba suara hewan menginterupsi kita. 


"woyy! Tawuran apasi kalian" kan, apa aku bilang kamu tuh emang gila. Masa ngomong ke hewan. 


"lerai sanah! "


"gamau cuci 7 kali aku"


Suara hewan itu terdengar lagi beriringan dengan suara ketawa kita. 



Kamu bilang, "mereka tuh iri, aku lagi telponan. Padahal mereka gatau aku telpon sama orang ngeselin"


"tapi mereka tau orang ngeselin ini yang dikangenin sama yg telpon." Aku tertawa, bener kan? 


Kamu ketawa.


"Eh udah mateng nih. Aku makan dulu ya"


"iyaaa dahhh"


"Assalamualaikum"


"Wa'alaikumussalam"


Kamu menutup telpon.


Beberapa menit kemudian ada pesan masuk, 


Kamu : Aku sekalian siap siap mau bimbel yaaa


Aku : Iyaa sana biar pinter. Rajin rajin ya


Kamu : iya dahh. Assalamualaikum.


Aku : Wa'alaikumussalam. 


Baik-baik disana ya. Sering-sering telpon umi sama abi mu. Sesekali kabarin dia-mu, mungkin dia nungguin. 


Walau aku sangat gak percaya dengan kata 'nunggu',  tapi semoga 'InsyaaAllah' yang kamu ucapin bener-bener bisa untuk kata penguat 'nunggu' dia-mu. 


Aku nggak membetulkan 'pengharapan' pada manusia. Hanya percaya pada kata, 'InsyaaAllah' yang diucapkan dengan sungguh-sungguh. 


Jika emang kamu dan dia-mu bukan menjadi takdir-Nya. Aku harap yang terbaik untuk kalian berdua. Aku tau dibalik ke-tengilanmu kamu orang yang baik. Begitupun dia-mu. 


Doakan ya. Aku segera mendengar 'InsyaaAllah' setulus itu. Seyakin itu. Selebihnya itu urusan yang diatas. 


Ohya katamu, aku boleh menjadikan kamu orang kedua untuk cerita apapun masalahku. Orang pertama tentu saja yang diatas. Makasih untuk itu, makasih untuk terus mengingatkan bahwa Allah sebaik-baiknya tempat bercerita.


Sekali lagi, baik-baik disana. Semoga 'tengil' dan 'bijak' mu imbang haha.


Seeyou. 



Your friend



AMR.

Komentar

Postingan Populer